MAKALAH
KESEIMBANGAN EKONOMI TIGA
SEKTOR
Di Susun Untuk Memenuhi
salah satu tugas
Mata Kuliah
Teori Ilmu Ekonomi
Dosen :
DEDI RUNANTO, SE, M.SI
Disusun
oleh :
1. EKO
SUSILO ( 162210163 )
2. IARDANI
ZULFA HASNARIYU (
162210079 )
3. KHUSNUL
KHOTIMAH
( 162210064 )
4. MUHAMMAD
FATIH ( 162210060 )
5. MUSTIKA
DWI PRAPTIWI (
162210082 )
FAKULTAS
EKONOMI
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT.
Atas segala limpahan rahmat, hidayah dan
inayah-NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbanga
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambahkan pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk
kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membantudari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Purworejo, Oktober
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................ i
Kata Pengantar................................................................................................ ii
Daftar Isi........................................................................................................ iii
BAB I
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Tengertian Perekonomian tiga Sektor................................................... 3
2.2 Aliran Pendapatan dan Syarat
Keseimbangan..................................... 4
Bab III Pembahasan
3.1 Peran Pemerintah sebagai Pengatur
Kegiatan Ekonomi..................... 15
3.2 Pemantauan pihak manajemen terhadap
perkembangan perusah....... 16
3.3 Jenis
aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan akibat dari campur tangan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi........................................................................................... 16
3.4 Jenis-Jenis Pajak................................................................................. 17
3.5 Masalah Makro Ekonomi Dan Kebijakan
Fiskal................................ 21
BAB IV PENUTUP
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
1. Latar Belakang
Dalam perekonomian yang sebenarnya
corak kegiatan ekonomi adalah jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Untuk
memberikan gambaran yang lebih mendekati dari keadaan
yang sebenarnya dalam makalah ini akan di bahas tentang perekonomian tiga sektor.
Sistem Perekonomian tiga sektor
merupakan perekonomian yg terdiri dari sektor-sektor rumah tangga, perusahaan
dan pemerintah. Dengan
demikian dalam menganalisis perekonomian tiga sektor pada hakikatnya akan
diperhatikan peranan dan pengaruh pemerintah ke atas kegiatan dalam suatu
perekonomian.
Dalam perekonomian tiga sektor kegiatan luar negeri masih
diabaikan. Dalam menganalisis perekonomian tiga sektor masih tetap dimisalkan
kegiatan ekspor dan impor tidak dilakukan. Ini berarti analisis yang dibuat
masih memisalkan bahwa barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi tidak dijual
ke luar negeri dan masyarakat atau perusahaan tidak membeli dan
menggunakan barang-barang dan jasa yang diimpor. Disebabkan oleh ketiadaan
perdagangan luar negeri maka perekonomian tiga sektor dinamakan juga perekonomian
tertutup.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka rumusan makalah ini adalah sebagai berikut :
“
Apakah konsep Teori keseimbangan Tiga Sektor? ”.
Masalah
Konsep Teori keseimbangan Tiga Sektor tersebut menjadi beberapa pertanyaan
sebagai berikut :
a. Bagaimana peran pemerintah sebagai pengatur
kegiatan ekonomi?
b. Bagaimana pihak manajemen membantu
perkembangan perusahaannya?
c. Bagaimana aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan akibat campur
tangan pemerintah?
d. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis pajak.
e. Menjelaskan tentang masalah makro ekonomi dan kebijakan fiskal
dalam perekonomian 3 sektor.
1.3
Tujuan penulisan
a.
Menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca dan pengkaji tentang konsep ” Teori Keseimbangan Tiga Sektor ”
b Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan tiga sektor
BAB II
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perekonomian Tiga Sektor
Ekonomi
tiga sektor
adalah perekonomian yang meliputi kegiatan dalam sektor perusahaan, rumah tangga
dan pemerintah. Campur tangan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi akan menimbulkan tiga arus baru dalam perekonomian
yaitu arus pembayaran pajak, arus pengeluaran dari pemerintah, dan arus
pembayaran dalam pemerintah.
Perekonomian tiga sektor dapat digambarkan
pada diagram sebagai berikut.
Rumah
tangga konsumsi (konsumen) menerima pendapatan dari perusahaan dan pemerintah
yang digunakan untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan
dan membayar pajak kepada pemerintah. Perusahaan menerima pembayaran dari
pemerintah dan konsumen atas barang dan jasa yang telah diproduksinya, dan
membayar biaya atas faktor produksi kepada konsumen serta membayar pajak kepada
pemerintah. Pemerintah memperoleh pendapatan pajak dari konsumen dan perusahaan
yang digunakaan untuk membayar gaji/upah kepada konsumen, membeli barang/jasa
dari perusahaan, dan pembayaran berupa transfer kepada rumah tangga konsumen
guna retribusi pendapatan.
2.2 Aliran
Pendapatan Dan Syarat Keseimbangan
Aliran pendapatan dan pengeluaran
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Aliran pendapatan dan pengeluaran
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Pembayaran oleh sektor perusahaan
sekarang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pembayaran kepada sektor
rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi dan pembayaran
pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa.
Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan: membayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak pendapatan rumah tangga (T). Dalam persamaan:
Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipinjamkan oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran konsumsi (C) dan investasi (I) sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah (G). Dalam persamaan:
Syarat Keseimbangan
Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apabila: penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat. Keseimbangan ekonomi makro untuk perekonomian tertutup dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan:
Titik E adalah titik keseimbangan ekonomi makro, dimana YD (permintaan negatif agregatif) sama dengan YS (penawaran agregatif). Pada titik E, keluaran riil keseimbangan sebesar YE dan harga barang domestik keseimbangan sebesar P_D^E.
Pendapatan yang diterima rumah tangga sekarang berasal dari dua sumber: dari pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga dan utang oleh perusahaan dan dari pembayaran gaji dan upah oleh pemerintah.
Pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai dan untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa.
Pendapatan yang diterima rumah tangga (Y) akan digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan: membayar dan membiayai pengeluaran konsumsi (C), disimpan sebagai tabungan (S) dan membayar pajak pendapatan rumah tangga (T). Dalam persamaan:
Dalam gambaran tersebut tetap dimisalkan bahwa tabungan rumah tangga dipinjamkan oleh lembaga-lembaga keuangan kepada para pengusaha yang menanam modal.
Pengeluaran agregat (AE) telah menjadi banyak jenisnya, yaitu disamping pengeluaran konsumsi (C) dan investasi (I) sekarang termasuk pula pengeluaran pemerintah (G). Dalam persamaan:
Syarat Keseimbangan
Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai apabila: penawaran agregat adalah sama dengan pengeluaran agregat. Keseimbangan ekonomi makro untuk perekonomian tertutup dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan:
Titik E adalah titik keseimbangan ekonomi makro, dimana YD (permintaan negatif agregatif) sama dengan YS (penawaran agregatif). Pada titik E, keluaran riil keseimbangan sebesar YE dan harga barang domestik keseimbangan sebesar P_D^E.
Dalam
perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri, penawaran agregat
adalah sama dengan pendapatan nasionalnya (Y), yaitu sama dengan nilai barang
dan jasa yang diproduksikan dalam perekonomian dalam suatu periode tertentu.
Pengeluaran agregat atau pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak dalam
perekonomian tersebut, meliputi tiga jenis perbelanjaan: konsumsi rumah tangga
(C), investasi perusahaan (I) dan pengeluaran pemerintah membeli barang dan
jasa (G). Dengan demikian keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam
perekonomian tiga sektor adalah:
Penawaran agregat = pengeluaran agregat atau
pendapatan rumah tangga tersebut akan digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak. Dengan demikian berlaku persamaan:
Dalam keseimbangan berlaku kesamaan berikut: Y = C + I + G sedangkan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku kesamaan: Y = C + S + T. Dengan demikian pada keseimbangan PN berlaku kesamaan berikut:
Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka:
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor juga berlaku keadaan:
Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan yang berikut:
Y = C + I + G dan
I + G = S + T
Penawaran agregat = pengeluaran agregat atau
pendapatan rumah tangga tersebut akan digunakan untuk tiga tujuan: membiayai konsumsi (C), ditabung (S) dan membayar pajak. Dengan demikian berlaku persamaan:
Dalam keseimbangan berlaku kesamaan berikut: Y = C + I + G sedangkan pada setiap tingkat pendapatan nasional berlaku kesamaan: Y = C + S + T. Dengan demikian pada keseimbangan PN berlaku kesamaan berikut:
Apabila C dikurangi dari setiap ruas maka:
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan kedalam sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor juga berlaku keadaan:
Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian tiga sektor yang mencapai keseimbangan akan berlaku keadaan yang berikut:
Y = C + I + G dan
I + G = S + T
·
Jenis-Jenis Pajak
Pajak langsung dan pajak tak langsung
Secara garis besarnya berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan kepada dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.
1. Pajak langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulan dari pihak yang wajib membayar pajak.
2. Pajak tak langsung
Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu jenis pajak tak langsung yang penting adalah pajak impor. Biasanya, pada akhirnya yang akan menanggung pajak tersebut adalah para konsumen.
Pajak langsung dan pajak tak langsung
Secara garis besarnya berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan kepada dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.
1. Pajak langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulan dari pihak yang wajib membayar pajak.
2. Pajak tak langsung
Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu jenis pajak tak langsung yang penting adalah pajak impor. Biasanya, pada akhirnya yang akan menanggung pajak tersebut adalah para konsumen.
·
Bentuk-bentuk pajak pendapatan
1. Pajak regresif
Sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi.
2. Pajak proposional
Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.
3. Pajak progresif
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan disposebel dan pendekatan nasional dapat dinyatakan secara persamaan berikut:
Yaitu pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi oleh pajak (T).
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan secara umum dapat dirumuskan:
Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak yang dipungut tersebut dalam persamaan:
Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Walau apapun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proporsional, pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang ditentukan oleh persamaan berikut:
ΔC = MPC x T
ΔS = MPS x T
1. Pajak regresif
Sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi.
2. Pajak proposional
Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.
3. Pajak progresif
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan disposebel dan pendekatan nasional dapat dinyatakan secara persamaan berikut:
Yaitu pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi oleh pajak (T).
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan secara umum dapat dirumuskan:
Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak yang dipungut tersebut dalam persamaan:
Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Walau apapun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proporsional, pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang ditentukan oleh persamaan berikut:
ΔC = MPC x T
ΔS = MPS x T
Keseimbangan
Dalam Perekonomian Tiga Sektor
Uraian mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor akan dibedakan dalam dua keadaan yaitu:
Dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah sistem pajak tetap.
Dalam perkonomian dimana sistem pajaknya adalah proporsional.
Pajak tetap dan keseimbangan pendapatan
Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah pajak tetap, digunakan pemisalan-pemisalan dibawah ini:
Jumlah pajak dan sifat hubungan diantara pendapatan nasional, kosumsi dan tabungan adalah seperti dalam tabel 5.1. Dengan demikian fungsi konsumsi adalah
Uraian mengenai keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor akan dibedakan dalam dua keadaan yaitu:
Dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah sistem pajak tetap.
Dalam perkonomian dimana sistem pajaknya adalah proporsional.
Pajak tetap dan keseimbangan pendapatan
Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian dimana sistem pajaknya adalah pajak tetap, digunakan pemisalan-pemisalan dibawah ini:
Jumlah pajak dan sifat hubungan diantara pendapatan nasional, kosumsi dan tabungan adalah seperti dalam tabel 5.1. Dengan demikian fungsi konsumsi adalah
C = 60 + 0.75Y
(fungsi konsumsi sesudah pajak) dan fungsi tabungan adalah S = -100 + 0.25Y.
Pajak adalah T = 40
Investasi sektor perusahaan adalah I = 120 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah adalah G = 60 (triliun rupiah)
Dengan pemisahan-pemisahan diatas dapatlah ditunjukkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
Pajak proporsional dan keseimbangan pendapatan
Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak proporsional digunakan pemisalan-pemisalan dibawah ini:
Presentase (kadar) pajak dan sifat hubungan diantara pendapatan nasional, konsumsi dan tabungan.
Investasi perusahaan adalah I = 150 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah G = 240 (triliun).
Model Keseimbangan Perekonomian Tertutup Tiga Sektor
Model ekonomi tiga sektor memasukkan sektor pemerintah, yang dimiliki oleh pengeluaran pemerintah (G) .
Output keseimbangan
Dengan demikian pengeluaran agregat menjadi:
AE = G + I + G
= C0 + bY + I0 + G0
= C0 + I0 + G0 + bY
= A + bY
Dimana A sekarang terdiri atas (C0 + I0 + G0).
Sama halnya dengan model dua sektor, dalam model tiga sektor output keseimbangan dapat dihitung dengan menyamakan Y dan AE.
Dampak perubahan pengeluaran pemerintah
Pemerintah dapat mempengaruhi tingkat output keseimbangan dengan menambah atau mengurangi pengeluarannya. Besarnya efek perubahan pengeluaran pemerintah adalah sama dengan pengaruh perubahan investasi (I0) atau konsumsi (G0) sehingga dampak perubahan pengeluaran pemerintah terhadap perkonomian dapat ditulis sebagai berikut:
Multiplier Dalam Perekonomian Tiga Sektor
Seperti yang berlaku dalam perekonomian dua sektor, dalam perekonomian tiga sektor perubahan-perubahan perbelanjaan agregat akan menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional sebanyak beberapa kali lebih besar dari perubahan perbelanjaan agregat yang asal.
Multiplier investasi
Untuk menghitung nilai multiplier investasi. Dimisalkan nilai invetasi bertambah dari I menjadi I1 dan pertambahannya adalah ΔI .
Sistem pajak tetap
Pertambahan investasi sebesar ΔI akan menambah pendapatan nasional dari:
Y= 1/(1-b ) (a-〖bT〗_x+ I+G)
Menjadi:
Y= 1/(1-b ) (a-〖bT〗_x+ I+ CI+G)
Dengan demikian proses multiplier menambah pendapatan nasional sebesar seperti yang dinyatakan persamaan berikut:
ΔY=Y_1- Y= 1/(1-b) ΔI
Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian tiga sektor dengan pajak tetap, pertambahan investasi sebanyak ΔI akan menambahkan PN sebanyak (1/(1-b)) kali pertambahan invetasi. Dengan demikian nilai multiplier yaitu ΔY / ΔI, adalah
Multiplier investasi (pajak tetap)= 1/(1-b)
Investasi sektor perusahaan adalah I = 120 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah adalah G = 60 (triliun rupiah)
Dengan pemisahan-pemisahan diatas dapatlah ditunjukkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor.
Pajak proporsional dan keseimbangan pendapatan
Untuk menerangkan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak proporsional digunakan pemisalan-pemisalan dibawah ini:
Presentase (kadar) pajak dan sifat hubungan diantara pendapatan nasional, konsumsi dan tabungan.
Investasi perusahaan adalah I = 150 (triliun rupiah) dan pengeluaran pemerintah G = 240 (triliun).
Model Keseimbangan Perekonomian Tertutup Tiga Sektor
Model ekonomi tiga sektor memasukkan sektor pemerintah, yang dimiliki oleh pengeluaran pemerintah (G) .
Output keseimbangan
Dengan demikian pengeluaran agregat menjadi:
AE = G + I + G
= C0 + bY + I0 + G0
= C0 + I0 + G0 + bY
= A + bY
Dimana A sekarang terdiri atas (C0 + I0 + G0).
Sama halnya dengan model dua sektor, dalam model tiga sektor output keseimbangan dapat dihitung dengan menyamakan Y dan AE.
Dampak perubahan pengeluaran pemerintah
Pemerintah dapat mempengaruhi tingkat output keseimbangan dengan menambah atau mengurangi pengeluarannya. Besarnya efek perubahan pengeluaran pemerintah adalah sama dengan pengaruh perubahan investasi (I0) atau konsumsi (G0) sehingga dampak perubahan pengeluaran pemerintah terhadap perkonomian dapat ditulis sebagai berikut:
Multiplier Dalam Perekonomian Tiga Sektor
Seperti yang berlaku dalam perekonomian dua sektor, dalam perekonomian tiga sektor perubahan-perubahan perbelanjaan agregat akan menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional sebanyak beberapa kali lebih besar dari perubahan perbelanjaan agregat yang asal.
Multiplier investasi
Untuk menghitung nilai multiplier investasi. Dimisalkan nilai invetasi bertambah dari I menjadi I1 dan pertambahannya adalah ΔI .
Sistem pajak tetap
Pertambahan investasi sebesar ΔI akan menambah pendapatan nasional dari:
Y= 1/(1-b ) (a-〖bT〗_x+ I+G)
Menjadi:
Y= 1/(1-b ) (a-〖bT〗_x+ I+ CI+G)
Dengan demikian proses multiplier menambah pendapatan nasional sebesar seperti yang dinyatakan persamaan berikut:
ΔY=Y_1- Y= 1/(1-b) ΔI
Dari persamaan ini dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian tiga sektor dengan pajak tetap, pertambahan investasi sebanyak ΔI akan menambahkan PN sebanyak (1/(1-b)) kali pertambahan invetasi. Dengan demikian nilai multiplier yaitu ΔY / ΔI, adalah
Multiplier investasi (pajak tetap)= 1/(1-b)
Sistem pajak proporsional
Pertambahan PN (ΔY) yang akan terwujud dalam perekonomian tiga sektor dengan sistem pajak proporsional adalah (1/(1-b + bt )) kali lipat dari pertambahan investasi (ΔI) yang berlaku. Berarti nilai multiplier adalah:
Multiplier investasi (pajak proporsional)= 1/(1-b+bt )= 1/(1-b (1-t))
Multiplier pengeluaran pemerintah
Sistem pajak
tetap
Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak tetap, nilai multiplier pengeluaran pemerintah adalah 1/(1-b) dan kenaikan pendapatan nasional (ΔY) dapat dihitung dengan persamaan:
ΔY= 1/(1-b) ΔG
Sistem pajak proporsional
Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak proporsional, nilai multiplier pengeluaran pemerintah adalah 1/(1-b+bt) dan kenaikkan pendapatan ΔY dapat dihitung menggunakan persamaan:
ΔY= 1/(1-b+bt) ΔG
Multiplier pajak
Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak tetap, nilai multiplier pengeluaran pemerintah adalah 1/(1-b) dan kenaikan pendapatan nasional (ΔY) dapat dihitung dengan persamaan:
ΔY= 1/(1-b) ΔG
Sistem pajak proporsional
Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pajak proporsional, nilai multiplier pengeluaran pemerintah adalah 1/(1-b+bt) dan kenaikkan pendapatan ΔY dapat dihitung menggunakan persamaan:
ΔY= 1/(1-b+bt) ΔG
Multiplier pajak
Sistem pajak
tetap
Pengurangan pajak sebanyak ΔI akan menambah PN (ΔY) sebanyak b/(1-b) dikali dengan pengurangan pajak yang dilakukan. Dalam pajak tetap nilai multiplier perubahan pajak (MT) adalah:
M_T= ΔY/ΔT= b/(1-b )
Sistem pajak proporsional
Pertambahan dalam pendapatan nasional (ΔY = Y2 – Y) dapat ditentukan dengan menggunakan formula:
ΔY= 1/(1-b+bt) (tΔT)
atau
ΔY= b/(1-b+bt) (ΔT)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pengurangan pajak sebanyak ΔT akan menaikkan pendapatan nasional sebanyak b/(1-b+bt) dikali dengan pengurangan pajak yang berlaku.
Angka pengganda Perekonomian Tiga Sektor
Pengurangan pajak sebanyak ΔI akan menambah PN (ΔY) sebanyak b/(1-b) dikali dengan pengurangan pajak yang dilakukan. Dalam pajak tetap nilai multiplier perubahan pajak (MT) adalah:
M_T= ΔY/ΔT= b/(1-b )
Sistem pajak proporsional
Pertambahan dalam pendapatan nasional (ΔY = Y2 – Y) dapat ditentukan dengan menggunakan formula:
ΔY= 1/(1-b+bt) (tΔT)
atau
ΔY= b/(1-b+bt) (ΔT)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa pengurangan pajak sebanyak ΔT akan menaikkan pendapatan nasional sebanyak b/(1-b+bt) dikali dengan pengurangan pajak yang berlaku.
Angka pengganda Perekonomian Tiga Sektor
Angka pengganda untuk pajak yang bersifat tetap
Y = C0 + C (Y – Tx + Tr) + I + G
Y = C0 + CY – CTx + CTr + I + G
Y – CY = C0 – CTx + CTr + I + G
(1 – C)Y = C0 – CTx + CTr + I + G
Y = (C_0-〖CT〗_x+〖CT〗_r+ I+G )/(( I-G))
Y = 1/((1-C)) (C_0- 〖CT〗_x+ 〖CT〗_r+ I+G
Angka pengganda pengeluaran adalah:
KE = 1/((1-C))
Angka pengganda untuk pajak yang bersifat proporsional
TX = T0 – tY
Yd = Y – T0 – tY + Tr
Y = C0 + C ( Y – T0 – tY + Tr) + I G
Y = C0 + CY – CT0 – CtY + CTr + I + G
Y – CY + CtY = C0 – CT0 + CTr + I + G
(1 – C + Ct) Y = C0 – CTX + CTr + I + G
Y = (C_(0 )- 〖CT〗_0+ 〖CT〗_r+ I+G)/(( 1-C+Ct))
Y = 1/((1-C-Ct) ) (C_0- 〖CT〗_0+ 〖CT〗_r+ I+G
Perubahan pendapatan nasiona sebagai akibat dari perubahan pengeluaran secara total adalah:
KE= ΔY/ΔE
KE= 1/((1-C+Ct))
Masalah Makro Ekonomi Dan Kebijakan Fiskal
Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjannya dengan maksud unttuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal . Dalam suatu perekonomian tertutup, yaitu perekonomianyang tidak menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri. Dua masalah makro ekonomi yang utama adalah pengangguran dan inflasi.
Pada hakekatnya kebijakan fiskal tersebut merupakan kebijakan T (mengubah tarif-tarif pajak) dan kebijakan G (mengubah pengeluaran pemerintah) dengan tujuan untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian yang bersangkutan sesuai dengan sasaran-sasaran yang digariskan oleh pemerintah yang bersangkutan .
Masalah pengangguran dan inflasi
Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada suatu waktu tertentu adalah berbentuk salah satu dari tiga keadaan berikut:
-Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
-Menghadapi masalah pengangguran
-Menghadapi masalah inflasi
Peranan kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki.
KE= 1/((1-C+Ct))
Masalah Makro Ekonomi Dan Kebijakan Fiskal
Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjannya dengan maksud unttuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal . Dalam suatu perekonomian tertutup, yaitu perekonomianyang tidak menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri. Dua masalah makro ekonomi yang utama adalah pengangguran dan inflasi.
Pada hakekatnya kebijakan fiskal tersebut merupakan kebijakan T (mengubah tarif-tarif pajak) dan kebijakan G (mengubah pengeluaran pemerintah) dengan tujuan untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian yang bersangkutan sesuai dengan sasaran-sasaran yang digariskan oleh pemerintah yang bersangkutan .
Masalah pengangguran dan inflasi
Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada suatu waktu tertentu adalah berbentuk salah satu dari tiga keadaan berikut:
-Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
-Menghadapi masalah pengangguran
-Menghadapi masalah inflasi
Peranan kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1 Peran Pemerintah sebagai Pengatur Kegiatan
Ekonomi
Pemerintah memegang peranan penting sebagai pusat atau pengatur
perekonomian. Dengan adanya pemerintah, akan ada perubahan dalam proses
penentuan keseimbangan pendapatan nasional. Seperti pungutan pajak yang berfungsi
untuk mengurangi pengeluaran agregat dengan mengurangi pengeluaran rumah
tangga. Selain itu pajak dapat membuat pemerintah menaikkan pembelanjaan yang
bersifat agregat. Perekonomian 3 sektor tidak melibatkan proses ekspor dan
import, sehingga perekonomian 3 sektor dinamakan sebagai kegiatan ekonomi
tertutup.
Selain
sebagai pengatur, pemerintah juga memiliki peranan sebagai konsumen produk
barang dan jasa. Pemerintah harus menggunakan berbagai produk seperti alat-alat
kantor, kelengkapan Negara, jasa aparatur Negara dan lain-lain, Pemerintah
memiliki tugas sebagai prosusen yang mengelola berbagai perusahaan Negara untuk
menghasilkan produk yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Contoh:
air,gas, listrik,dll.
Pajak
Pemerintah memiliki tugas untuk menarik pajak dari setiap wajib pajak untuk
mempertahankan stabilitas ekonomi Negara.
3.2 Pemantauan pihak manajemen terhadap perkembangan
perusahaan
Untuk memantau perkembangan perusahaan, pihak
manajemen membuat laporan keuangan yang dipublikasi kepada para investor
sirkulasi aliran pendapatan sebagai parameter kinerja dalam mengelola data.
Tujuan pemantauan perusahaan adalah :
1.
Menjaga kekayaan organisasi.
2.
Memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi.
3.
Mendorong efisiensi.
4.
Mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
3.3 Jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran
pendapatan akibat dari campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi.
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Tiga jenis aliran yang baru tersebut adalah :
Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada pemerintah. Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang terutama.
Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah keatas barang-barang dan jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
Aliran pendapatan dari sektor pemerintah sektor rumah tangga. Aliran itu timbul sebagai akibat dari pembayaran keatas konsumsi faktor-faktor produksi yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
3.4 Jenis-Jenis Pajak
Pajak langsung dan pajak tak langsung
Secara garis besarnya berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan kepada dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.
Secara garis besarnya berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat dibedakan kepada dua golongan, yaitu pajak langsung dan pajak tak langsung.
Pajak langsung
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulan dari pihak yang wajib membayar pajak.
Pajak tak langsung
Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu jenis pajak tak langsung yang penting adalah pajak impor. Biasanya, pada akhirnya yang akan menanggung pajak tersebut adalah para konsumen.
Bentuk-bentuk pajak pendapatan
Pajak regresif
Sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi.
Pajak proposional
Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.
Pajak progresif
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Efek Pajak Ke Atas Konsumsi Dan Tabungan
Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan disposebel dan pendekatan nasional dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Yaitu pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi oleh pajak (T).
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan secara umum dapat dirumuskan:
Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak yang dipungut tersebut dalam persamaan:
Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Walau apapun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proporsional, pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang ditentukan oleh persamaan berikut:
ΔS = MPS x T
ΔC = MPC x T
Pajak langsung berarti jenis pungutan pemerintah yang secara langsung dikumpulan dari pihak yang wajib membayar pajak.
Pajak tak langsung
Pajak tak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada pihak lain. Salah satu jenis pajak tak langsung yang penting adalah pajak impor. Biasanya, pada akhirnya yang akan menanggung pajak tersebut adalah para konsumen.
Bentuk-bentuk pajak pendapatan
Pajak regresif
Sistem pajak yang persentasi pungutan pajaknya menurun apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi.
Pajak proposional
Persentasi pungutan pajak yang tetap besarnya pada berbagai tingkat pendapatan, yaitu dari pendapatan yang sangat rendah kepada yang sangat tinggi.
Pajak progresif
Sistem pajak yang persentasinya bertambah apabila pendapatan semakin meningkat.
Efek Pajak Ke Atas Konsumsi Dan Tabungan
Dalam perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan disposebel dan pendekatan nasional dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:
Yaitu pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional (Y) dikurangi oleh pajak (T).
Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak yang dibayarkannya mengurangi kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung. Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel, pengeluaran konsumsi dan tabungan secara umum dapat dirumuskan:
Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak yang dipungut tersebut dalam persamaan:
Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.
Walau apapun bentuk sistem pajak, yaitu pajak tetap atau pajak proporsional, pemungutan pajak akan mengakibatkan konsumsi dan tabungan rumah tangga berkurang sebanyak yang ditentukan oleh persamaan berikut:
ΔS = MPS x T
ΔC = MPC x T
Efek Pajak :Analisis Aljabar Dan Grafik
Pendekatan Aljabar
Efek pajak tetap
Terlebih dahulu akan dibuat analisis yang bersifat umum mengenai efek pajak keatas konsumsi dan fungsi tabungan. Misalkan fungsi efek pajak adalah: C = a + bY dan pajak adalah T (pajak tetap). Pajak sebanyak T menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = bT. Dengan demikian fungsi konsumsi sesudah pajak (C1) adalah:
Fungsi tabungan asal adalah ΔS = -a + (1-b) Y. Pajak sebanyak T menurunkan tabungan sebanyak ΔS = - (1-b). Dengan demikian fungsi tabungan sesudah banyak (S1) adalah:
Pengaruh pajak proporsional
Pajak proporsional sebanyak tY menurunkan konsumsi sebanyak: ΔC = -b. tY. Apabila fungsi konsumsi asal adalah: C = a + bY maka fungsi konsumsi yang baru (C1) adalah:
Misalkan fungsi tabungan asal adalah S = -a + (1 – b) Y dan pajak tersebut akan menurunkan fungsi tabungan sebanyak ΔS = (1 – b) tY, maka fungsi tabungan yang baru (S1) adalah:
S1 = -a + (1 – b) Y – (1 – b) tY
S1 = a + {(1 – b) – (1 – b) t} Y
S1 = -a + (1 – b) (1 – t) Y
Pendekatan Grafik
Secara grafik dengan jelas boleh ditunjukkan akibat pungutan pajak keatas fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Dua pasang grafik dibuat untuk menunjukkan akibat pajak keatas fungsi konsumsi dan tabungan.
Persamaan umum, gambar 5.2 terbagi kepada dua bagian. Grafik (a) menunjukkan efek pajak tetap dan pajak proporsional keatas fungsi konsumsi. Sebelum pajak, fungsi konsumsi adalah C = a + bY. Pajak tetap mengurangi konsumsi sebanyak ΔC = -bT dan menyebabkan fungsi konsumsi bergeser kepada C1 = -bT + a + bY, yaitu pengurangan sebanyak –bT = -MPC.T.
Pajak proporsional akan mengurangi konsumsi dari C = a + bY menjadi : C1 = a + bY – btY atau C1 = a + bY – MPC.T yaitu pengurangan sebanyak MPC.T perlu diingat bahwa nilai btY = MPC.T adalah semakin besar apabila Y meningkat karena T = tY maka ΔC = -btY. Dengan demikian fungsi konsumsi (C1) berubah menjadi:
Efek pajak teap dan proporsional terhadap tabungan ditunjukkan dalam grafik (b). Pajak tetap menyebabkan fungsi tabungan asal, yaitu S = -at (1 – b) Y berubah menjadi S1 = - (1 – b) T – a + (1 – b) Y. Pajak proporsional menyebabkan fungsi tabungan berubah dari S = -a + (1 – b) Y menjadi S1 = -a + (1 – b) (1 – t) Y.
Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju. Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintah an sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah. Pembelanjaan-pembelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi negara.
Pendekatan Aljabar
Efek pajak tetap
Terlebih dahulu akan dibuat analisis yang bersifat umum mengenai efek pajak keatas konsumsi dan fungsi tabungan. Misalkan fungsi efek pajak adalah: C = a + bY dan pajak adalah T (pajak tetap). Pajak sebanyak T menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = bT. Dengan demikian fungsi konsumsi sesudah pajak (C1) adalah:
Fungsi tabungan asal adalah ΔS = -a + (1-b) Y. Pajak sebanyak T menurunkan tabungan sebanyak ΔS = - (1-b). Dengan demikian fungsi tabungan sesudah banyak (S1) adalah:
Pengaruh pajak proporsional
Pajak proporsional sebanyak tY menurunkan konsumsi sebanyak: ΔC = -b. tY. Apabila fungsi konsumsi asal adalah: C = a + bY maka fungsi konsumsi yang baru (C1) adalah:
Misalkan fungsi tabungan asal adalah S = -a + (1 – b) Y dan pajak tersebut akan menurunkan fungsi tabungan sebanyak ΔS = (1 – b) tY, maka fungsi tabungan yang baru (S1) adalah:
S1 = -a + (1 – b) Y – (1 – b) tY
S1 = a + {(1 – b) – (1 – b) t} Y
S1 = -a + (1 – b) (1 – t) Y
Pendekatan Grafik
Secara grafik dengan jelas boleh ditunjukkan akibat pungutan pajak keatas fungsi konsumsi dan fungsi tabungan. Dua pasang grafik dibuat untuk menunjukkan akibat pajak keatas fungsi konsumsi dan tabungan.
Persamaan umum, gambar 5.2 terbagi kepada dua bagian. Grafik (a) menunjukkan efek pajak tetap dan pajak proporsional keatas fungsi konsumsi. Sebelum pajak, fungsi konsumsi adalah C = a + bY. Pajak tetap mengurangi konsumsi sebanyak ΔC = -bT dan menyebabkan fungsi konsumsi bergeser kepada C1 = -bT + a + bY, yaitu pengurangan sebanyak –bT = -MPC.T.
Pajak proporsional akan mengurangi konsumsi dari C = a + bY menjadi : C1 = a + bY – btY atau C1 = a + bY – MPC.T yaitu pengurangan sebanyak MPC.T perlu diingat bahwa nilai btY = MPC.T adalah semakin besar apabila Y meningkat karena T = tY maka ΔC = -btY. Dengan demikian fungsi konsumsi (C1) berubah menjadi:
Efek pajak teap dan proporsional terhadap tabungan ditunjukkan dalam grafik (b). Pajak tetap menyebabkan fungsi tabungan asal, yaitu S = -at (1 – b) Y berubah menjadi S1 = - (1 – b) T – a + (1 – b) Y. Pajak proporsional menyebabkan fungsi tabungan berubah dari S = -a + (1 – b) Y menjadi S1 = -a + (1 – b) (1 – t) Y.
Pengeluaran Pemerintah
Pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah. Dinegara-negara yang sudah sangat maju. Pajak adalah sumber utama dari pembelanjaan pemerintah, sebagian dari pengeluaran pemerintah adalah untuk membiayai administrasi pemerintah an sebagian lainnya adalah untuk membiayai kegiatan-kegiatan pembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah, membiayai sistem pendidikan dan kesehatan rakyat, membiayai pembelanjaan untuk angkatan bersenjata dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan adalah beberapa bidang penting yang akan dibiayai pemerintah. Pembelanjaan-pembelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi negara.
3.5 Masalah Makro Ekonomi Dan Kebijakan Fiskal
Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal . Dalam suatu perekonomian tertutup, yaitu perekonomianyang tidak menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri. Dua masalah makro ekonomi yang utama adalah pengangguran dan inflasi.
Langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam pembelanjannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal . Dalam suatu perekonomian tertutup, yaitu perekonomianyang tidak menjalankan kegiatan perdagangan luar negeri. Dua masalah makro ekonomi yang utama adalah pengangguran dan inflasi.
Pada hakekatnya kebijakan fiskal tersebut merupakan
kebijakan T (mengubah tarif-tarif pajak) dan kebijakan G (mengubah pengeluaran
pemerintah) dengan tujuan untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian yang
bersangkutan sesuai dengan sasaran-sasaran yang digariskan oleh pemerintah yang
bersangkutan .
Masalah pengangguran dan inflasi
Masalah pengangguran dan inflasi
Tingkat kegiatan ekonomi negara yang wujud pada
suatu waktu tertentu adalah berbentuk salah satu dari tiga keadaan berikut:
*Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
*Menghadapi masalah pengangguran
*Menghadapi masalah inflasi
Peranan kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki.
Jurang deflasi, jurang inflasi dan kebijakan fiskal
Dengan menggunakan kebijakan fiskal pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau jurang inflasi yang wujud dalam perekonomian. Apabila terdapat jurang deflasi tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan pengangguran wujud. Dalam hal ini pengeluaran agregat perlu dinaikkan. Kebijakan pemerintah itu akan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
Kebijakan anggaran belanja defisit adalah satu langkah pemerintah yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi dan pengangguran.
Didalam masa dimana jarang inflasi wujud, yaitu pengeluaran agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa, kebijakan anggaran belanja surplus perlu dilakukan.
Akibat kebijakan fiskal ke atas kegiatan ekonomi
Akibat jangka panjang dari langkah-langkah pemerintah yang baru diterangkan diatas untuk menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi.
*Mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh
*Menghadapi masalah pengangguran
*Menghadapi masalah inflasi
Peranan kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki.
Jurang deflasi, jurang inflasi dan kebijakan fiskal
Dengan menggunakan kebijakan fiskal pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau jurang inflasi yang wujud dalam perekonomian. Apabila terdapat jurang deflasi tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan pengangguran wujud. Dalam hal ini pengeluaran agregat perlu dinaikkan. Kebijakan pemerintah itu akan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
Kebijakan anggaran belanja defisit adalah satu langkah pemerintah yang dapat dilakukan untuk mengatasi depresi dan pengangguran.
Didalam masa dimana jarang inflasi wujud, yaitu pengeluaran agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk memproduksikan barang-barang dan jasa-jasa, kebijakan anggaran belanja surplus perlu dilakukan.
Akibat kebijakan fiskal ke atas kegiatan ekonomi
Akibat jangka panjang dari langkah-langkah pemerintah yang baru diterangkan diatas untuk menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi.
Pengaruh kebijakan fiskal ke atas naik
turunnya tingkat kegiatan ekonomi dalam jangka panjang.
Apabila pemerintah secara aktif menggunakan kebijakan anggaran belanjanya sebagai alat untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi maka:
Masalah depresi dan pengangguran, masalah inflasi dapat dikurangi keseriusannya, dan gerak naik turun siklus perusahaan dapat diperkecil. Berarti kegiatan eonomi negara berjalan dengan lebih stabil.
Bentuk kebijakan fiskal diskresioner
Kebijakan fiskal yang terutama akan digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy). Ia dapat dapat diartikan sebagai langkah-langkah pemerintah untuk mengubah pengeluarannya atau pemungutan pajaknya dengan tujuan untuk:
Mengurangi naik turun tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menciptakan suatu tingkat kegiatan ekonomi yang mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja yang tinggi, tidak menghadapi masalah inflasi dan selalu mengalami pertumbuhan yang memuaskan.
Kebijakan fiskal diskresioner dapat dibedakan dalam tiga bentuk:
-Membuat perubahan keatas pengeluaran pemerintah
-Membuat perubahan keatas sistem pemungutan pajak
-Secara serentak membuat perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan sistem pemungutan pajak.
Pengangguran dan kebijakan fiskal
Ada tiga faktor yang akan menentukan besarnya perubahan dalam anggaran belanja untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi yang dihadapi yaitu:
Besarnya perbedaan antara PN yang sebenarnya dicapai dengan PN yang akan tercapai pada konsumsi tenaga kerja penuh.
Apabila pemerintah secara aktif menggunakan kebijakan anggaran belanjanya sebagai alat untuk mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi maka:
Masalah depresi dan pengangguran, masalah inflasi dapat dikurangi keseriusannya, dan gerak naik turun siklus perusahaan dapat diperkecil. Berarti kegiatan eonomi negara berjalan dengan lebih stabil.
Bentuk kebijakan fiskal diskresioner
Kebijakan fiskal yang terutama akan digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi dinamakan kebijakan fiskal diskresioner (discretionary fiscal policy). Ia dapat dapat diartikan sebagai langkah-langkah pemerintah untuk mengubah pengeluarannya atau pemungutan pajaknya dengan tujuan untuk:
Mengurangi naik turun tingkat kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menciptakan suatu tingkat kegiatan ekonomi yang mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja yang tinggi, tidak menghadapi masalah inflasi dan selalu mengalami pertumbuhan yang memuaskan.
Kebijakan fiskal diskresioner dapat dibedakan dalam tiga bentuk:
-Membuat perubahan keatas pengeluaran pemerintah
-Membuat perubahan keatas sistem pemungutan pajak
-Secara serentak membuat perubahan dalam pengeluaran pemerintah dan sistem pemungutan pajak.
Pengangguran dan kebijakan fiskal
Ada tiga faktor yang akan menentukan besarnya perubahan dalam anggaran belanja untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi yang dihadapi yaitu:
Besarnya perbedaan antara PN yang sebenarnya dicapai dengan PN yang akan tercapai pada konsumsi tenaga kerja penuh.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemerintah sebagai pusat
pengatur kegiatan perekonomian. Dengan adanya pemerintah, akan ada
perubahan dalam proses penentuan keseimbangan pendapatan nasional. Seperti
pungutan pajak yang berfungsi untuk mengurangi pengeluaran agregat dengan
mengurangi pengeluaran rumah tangga.
2. Tujuan pemantauan perusahaan
adalah untuk menjaga kekayaan organisasi perusahaan, meneliti ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, dan mendorong efisiensi kinerja.
3. Pembayaran pajak rumah tangga
dan perusahaan kepada pemerintah,merupakan pendapatan utama pemerintah. Sistem pajak akan bertambah
apabila pendapatan meningkat.
4. Penurunan disposebel terjadi
karena pajak yang dibayarkan mengurangi kemampuan untuk melakukan pengeluaran
konsumsi dan menabung. Sehingga dapat diperoleh persamaan:
ΔS = MPS x T
ΔC = MPC x T
5. Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki. Dengan menggunakan kebijakan fiskal pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau jurang inflasi yang wujud dalam perekonomian. Apabila terdapat jurang deflasi tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan pengangguran wujud. Dalam hal ini pengeluaran agregat perlu dinaikkan. Kebijakan pemerintah itu akan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
ΔC = MPC x T
5. Kebijakan fiskal memegang peranan yang cukup penting dalam menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat kegiatan ekonomi kearah tingkat yang dikehendaki. Dengan menggunakan kebijakan fiskal pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau jurang inflasi yang wujud dalam perekonomian. Apabila terdapat jurang deflasi tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan pengangguran wujud. Dalam hal ini pengeluaran agregat perlu dinaikkan. Kebijakan pemerintah itu akan menaikkan tingkat kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA
Kreatif. Ekonomi SMA/MA kelas
X.Klaten: VIVA PAKARINDO.
thank's
BalasHapusEmperor Casino - Shootercasino
BalasHapusNuevo ini, casino 샌즈카지노 de jugar and sicana. Nuevo ini, casino de jugar 제왕 카지노 and sicana. Nuevo ini, casino de 바카라 jugar and sicana. Nuevo ini, casino de jugar and sicana.